Senin, 09 Juli 2012

Hampir semua pria akan tertidur kelelahan setelah berhubungan seksual, sementara wanita lebih sering merasa lebih ‘segar’ dan ingin melanjutkan ke afterplay dengan pelukan atau belaian. Padahal proses kimia dalam otak wanita dan pria sama saja. Yang membedakan adalah respon fisiologisnya. 

Menurut dokter ahli otak Ken Giuffre, MD, yang juga pengarang buku The Care and Feeding of the Brain, ketika pria mendekati orgasme otaknya menghasilkan dopamin pada level yang amat tinggi.

Dopamin adalah neurotransmiter yang berpengaruh langsung pada seluruh sistem motor atau gerakan. “Setelah orgasme, kadar dopamin akan menurun drastic. Pada saat yang sama otak meningkatkan zat kimia lain yaitu serotonin dan oxytocin.


“Serotonin membuat pria menjadi amat rileks. Sayangnya tingginya kadar testosteron otak menganulir exutocin yang dikenal sebagai hormon ‘pelukan kasih sayang’. Karena itulah kebanyakan pria merasa amat lelah setelah bercinta,” kata Ken.

Hal yang sama terjadi pada otak wanita. Bedanya otak wanita yang penuh dengan hormon estrogen lebih responsif terhadap oxytocin. Zat kimia ini mendorong wanita untuk mencari kontak fisik dan mendominasi peranan serotonin yang cenderung membuat kantuk.

Perbedaan ini jika tidak dipahami dengan baik bisa jadi pemicu kerenggangan hubungan kedua pasangan. Karena itu, daripada memendam kecewa melihat pasangannya tertidur pulas, para ahli menyarankan wanita menyalurkan ‘energinya’ untuk mengerjakan hal-hal lain yang menyenangkan dirinya.

Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan pria agar ia tidak benar-benar kelelahan dan langsung tertidur selesai ‘bertempur’. Selalu mendapatkan tidur yang cukup setiap harinya dan tidak makan menu yang berat atau minum alkohol sebelum bercinta bisa membantu mengurangi dorongan untuk tidur.


0 komentar:

Posting Komentar