Kalau di
Indonesia, beberapa waktu lalu pemerintah kita galak
menggelar program
keluarga berencana, tidak demikian yang
terjadi di Uni
Emirat Arab.
Negeri itu justru
melakukan kebijakan sebaliknya, mendorong
penduduknya untuk
kawin dan memiliki anak. Hal itu didorong
oleh sebuah studi
akademik yang mengungkapkan bahwa pertambahan
penduduk negeri
itu pada tahun 2020 hanya sebesar 5 %. Tidak
dijelaskan berapa
jumlah penduduk Uni Emirat Arab saat ini.
Akan tetapi,
hasil studi itu telah membuat pemerintah Uni
Emirat Arab jadi
gusar. Karena itu, Presiden Uni Emirat Arab
Sheikh Zayed bin
Sultan al-Nahyan mendirikan sebuah "yayasan
perkawinan".
Yayasan ini adalah untuk membiayai perkawinan
rakyat Uni Emirat
Arab.
Hingga kini
yayasan tersebut sudah mengeluarkan dana hampir
400 juta dollar
untuk biaya perkawinan sekitar 44.000 pasangan.
0 komentar:
Posting Komentar