Istilah Inggris "mall" berasal
dari istilah Perancis "maille",
atau palu kayu bertangkai panjang yang
digunakan untuk memukul bola dalam permainan croquet. Lalu, apa hubungannya
antara
palu dan berbelanja?
Dahulu kala, di Itali, Inggris dan Perancis
ada permainan
sejenis croquet yang disebut "palle
maille", artinya bola dan
palu kayu. Permainan ini dimainkan di
lorong atau jalan sepi
yang tidak dilewati kendaraan. Orang mulai
menyebut jalanan
untuk bermain sebagai "pall
malls". Para pengusaha menyadari
bahwa para pemain mungkin akan membeli
sesuatu untuk minum
setelah mereka bermain, sehingga para
pengusaha ini memutuskan
untuk membuka toko di sepanjang tepi
"pall malls". Akhirnya
semakin banyak toko yang bergabung karena
mereka berharap
mendapat pembeli dari penonton yang datang
menyaksikan
permainan tersebut.
Setelah beberapa waktu, tidak ada lagi yang
memainkan permainan tersebut, tetapi tempat bermain yang teduh itu, yang
disebut
"malls", tetap dipenuhi oleh
berbagai toko, dan orang-orang
tetap senang berjalan-jalan dari satu toko
ke toko yang lain.
Tahukah Anda.
Sylvan N.Goldman dari Oklahoma
City , Amerika Serikat, adalah
seorang pemilik dua toko swalayan kecil di kotanya. Ia sering
mengamati, bahwa keranjang yang disediakan kerap membuat
pembeli hanya membeli sedikit barang. Setelah keranjang penuh,
pembeli segera menuju kasir dan pulang. Tentu saja Goldman
ingin agar pelanggan tokonya membeli lebih banyak lagi barang,
tapi bagaimana caranya?
Untuk itu Goldman mendesain dan menciptakan kereta belanja
pertama di tahun 1937. Penemuannya ini ternyata terbukti dapat
meningkatkan omzet penjualan, dan akhirnya ditiru penggunaannya
oleh toko-toko swalayan di seluruh dunia. Saat ini kereta
belanja adalah kendaraan roda empat paling banyak di muka
bumi setelah mobil.
0 komentar:
Posting Komentar