Sabtu, 16 Juni 2012




Jangan Panik Menjadi Biseksual

"Saya pria normal, saya menikmati bercinta dengan perempuan. Tetapi saya juga terkadang tergoda untuk bercinta dengan pria, bagaimana ini?" Sebuah keluhan dari seorang pria, dan mungkin saja Anda. Sebanyak 20 dari 122 pria eksekutif mengaku sebagai biseks.

Secara umum, orientasi seksualitas manusia sendiri dibagi atas empat kelompok besar. Yang pertama, heterekseksual yaitu manusia yang memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Artinya, pria tertarik secara seksual pada wanita, demikian juga sebaliknya. Mereka inilah yang disebut pria atau wanita tulen. Pria atau wanita yang dianggap normal yang merupakan golongan terbesar alias mayoritas. Kelompok kedua adalah homoseksual, yaitu pria atau wanita yang memiliki ketertarikan pada jenis kelamin sama. Jumlah kelompok ini dapat dipastikan minoritas, tapi tampak dan sekarang cenderung makin tampil dalam komunitas sosial, meskipun di sejumlah tempat, karena kultur, kebiasaan dan sikap politik, cenderung diam-diam dan tertutup. Oleh kelompok masyarakat mayoritas heteroseksual, kelompok homoseksual ini dianggap sebagai penyimpangan dan tidak normal. Kelompok ketiga adalah kelompok yang berada diantara kedua kelompok ini, yaitu tidak dapat dikategorikan sebagai heterokseksual maupun homoseksual, karena mereka dilahirkan dengan genitalia ambiguous atau kegamangan genital dan penentuan jenis kelamin tersebut harus dilakukan kemudian dengan memperhitungkan berbagai faktor. Secara fisik, kelompok ini berbentuk pria, tapi secara psikis adalah wanita sehingga memiliki kecenderungan berprilaku wanita. Dalam istilah seksologi, kelompok ini dikategorikan sebagai transeksual yang dalam keseharian populer disebut waria. Dalam terapi teknologi terhadap kelompok ini telah ditemukan salah satu solusi perubahan jenis kelamin dalam bentuk operasi genital, dari fisik pria menjadi wanita. Sedangkan kelompok keempat adalah kelompok gabungan heteroseksual dan homoseksual. Kelompok ini juga bisa disebut serakah, karena meskipun secara fisik maupun orientasi heteroseksual atau homoseksual, tapi juga memiliki ketertarikan pada sejenis (bagi hetero) dan berbeda jenis (bagi homo).

Kalau heteroseksual, homoseksual dan transeksual lebih bisa diidentifikasi dengan mudah, tidak demikian dengan biseksual. Kelompok biseksual memang tidak menampakkan secara fisik, sehingga tidak gampang dikenali. Karena itu, seseorang yang tampak sebagai pria tulen yang tampak bahagia dan harmonis dengan istri, misalnya ternyata juga berhubungan dengan pria. Bahkan seorang pria yang diketahui playboy dengan banyak pacar wanita, misalnya, ternyata berhubungan seks dengan pria. Kelompok biseksual lebih bisa diidentifikasi pada kaum homoseksual yang menikah, meskipun dalam tataran orientasi seksual, mereka tidak bisa digolongkan sebagai biseksual murni.

Kelompok biseksual memang berada dalam wilayah abu-abu. Alferd Kinsey, dalam teori The Kinsley Scale menggambarkan bahwa dalam tataran rentang prilaku heteroseksual-homoseksual yang dibagi dalam tujuh bagian, orientasi biseksual yang berada diantaranya, menempati lima bagian sendiri. Pertama, adalah hetereseksual eksklusif, dimana pria hanya memiliki ketertarikan seksual dan melakukannya pada wanita. Kedua, heteroseksual yang melakukan aktivitas seksual dengan wanita, tapi memiliki terkadang memiliki ketertarikan pada sesama pria. Ketiga, pria yang melakukan hubungan seksual dengan wanita, tapi terkadang memiliki ketertarikan dan juga aktivitas pada wanita (lain jenis). Keempat, pria yang memiliki ketertarikan dan hubungan aktif dengan wanita, tapi tertarik dan punya hubungan seksual dengan pria. Kelima, seorang pria yang tertarik dan aktif melakukan hubungan dengan pria, tapi juga memailiki ketertarikan dan hubungan secara insidental dengan wanita. Keenam, pria yang aktivitasnya seksual dengan pria, tapi punya ketertarikan saja pada wanita. Ketujuh adalah pria yang sepenuhnya homoseksual, baik respon psikologis maupun aktivitas seksualnya hanya dengan pria sejenis.

Nah, dimana posisi orientasi seksual Anda, silakan mengujinya sendiri dengan jujur.

Melakukan aktif
Seorang dokter psikiatri terkenal, Sigmund Freud, menyatakan bahwa manusia sebenarnya memiliki sifat biseksual bawaan. Ini berarti setiap orang pnya dasar dan peluang menjadi biseks. Merujuk pada teori hormonal bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki unsur hormon pria maupun wanita, tarik menarik unsur tersebut sebagai hal yang biasa dan mudah terjadi. Seorang pria yang unsur hormonnya menjadikan seorang hetero, bukannya tak mungkin tertarik dan memiliki fantasi tentang pria. Demikia juga perempuan hetero juga sangat mungkin tertarik pada sesama jenisnya.

"Dalam hal seksual, ketertarikan dan fantasi apa pun bisa terjadi, termasuk membayangkan berhubungan seks dengan sesama pria. Itu tergantung situasi, kondisi, lingkungan dan latar belakang yang bersangkutan," kata dr. Boyke.

Dalam konseling di kliniknya di daerah Tebet, Jakarta Selatan, seringkali ditemukan kasus dan pertanyaan serupa, yaitu keluhan seorang pria atau perempuan yang mengaku normal, tapi sering juga memikirkan tentang sejenis. Bahkan banyak pria yang mengakui dirinya merasa tertarik dengan lawan jenisnya, namun prilakunya tetap saja lebih merasa pas sebagai heteroseksual. "Siapa sih yang tidak suka melihat hal yang indah dan bagusbagus. Jadi kalau ada lelaki keren pun, saya mau tak mau melirik juga. Tapi kan bukan berarti saya naksir: Perasaan tertarik kan itu biasa," ujar seorang pria yang mencoba menggambarkan bahwa meski dirinya "normal" tetapi terkadang tidak bisa melepaskan pandangan matanya kalau melihat pria lain yang lebih gagah dan tampan.

Namun memiliki orientasi sebagai biseksual belum tentu mereka melakukan aktifitas sebagai biseksual. Sigmun Freud mengatakan, sifat biseksual bawaan dalam proses pertumbuhannya dapat ditekan (direpresi) sedemikian rupa, sehingga sifat itu tidak muncul dipermukaan. Sementara hasil penelitian The Kinsey Institute for Research in Sex, Gender, and Reproduction menunjukkan bahwa proses pembentukan orientasi seksual tidak semata keturunan, tapi bisa juga karena faktor-faktor lain seperti lingkungan, situasi dan juga psiko sosial. Artinya, seorang yang lahir secara fisik adalah pria hetero, tapi bisa menjadi biseks. Demikian juga seorang yang dari bawaan adalah homoseksual, karena faktor-faktor lain bisa menjadi biseksual; atau mungkin juga transeksual.

"Pengaruh dari luar itu bisa berlangsung pelahan dan tak terasa," kata Dr. Boyke Dian Nugraha.

Kasus Ari, misalnya, adalah bukan biseksual bawaan. Bahwa sesuai teori hormonal setiap manusia mempunyai kedua unsur hormon pria dan perempuan, Ari hadir dan tumbuh menjadi pria sejati. Dari kecil, ia sudah tertarik dengan lawan jenis, sementara sesama jenis adalah teman. Karena itu, riwayat perjalanan cintanya adalah seluruhnya dengan perempuan. Bahkan setelah menikah pun, ia lebih memilih perempuan sebagai sex-patner-nya. Bahwa ada teman laki-laki, tertarik padanya, ia mengetahuinya karena Joy adalah seorang gay yang biasa tertarik pada pria lain. Ari sudah biasa menjaga jarak, hingga suatu ketika ia dinas keluar kota bersama-padahal sudah diatur oleh Joy-. Pada kesempatan inilah, dalam keadaan setengah mabuk oleh minuman, ia digarap Joy. Anehnya, ia merasakan ada yang berbeda dan itu seperti petualangan yang mengasyikkan. Karena itu, meskipun ada perasaan bersalah, ia melakukan pengulangan juga. Ari baru sadar bahwa ia menjadi seorang biseks setelah terlibat dengan petualangan seks dengan beberapa pria, tak hanya dengan Joy.

Sedangkan Gary yang sebenarnya memiliki kecenderungan homoseksual aktif, terpaksa menjadi biseksual karenatuntutan keluargadan sosial: di mana ia harus menikah dengan perempuan artis.

Tapi apa pun, seseorang baru dapat dikatagorikan sebagai biseksual apabila orientasi seksualnya diikuti dengan prilaku dan perbuatan. Artinya, ia melakukan aktivitas seksual dengan lelaki maupun dengan perempuan dalam kehidupan mereka. Inilah yang disebut sebagai
prilaku biseksual sesungguhnya. "Selama baru tertarik, berfantasi dan memikirkannya, ia belum seorang biseks. Mungkin ia seorang hetero atau homo," tambah Dr. Boyke.

Jadi, kalau Anda baru menaksir sesama pria, atau memfantasikannya dalam adegan seks, tak usah panik karena Anda bukan seorang biseksual. Tapi harap hati-hati, karena seperti yang sudah disebut, biseksual bisa berproses.

Risiko biseksual
Menjadi biseksual, kelihatannya enak dan mengasyikkan. Sejumlah kelompok menjadikannya sebagai variasi yang diharap bisa meningkatkan kualitas hubungan seksual itu sendiri. Bredasarkan hasil survey, sebanyak 14 orang (10. 94%) dari 122 responden mengaku melakukannya sebagai variasi. Tapi toh, kenyataannya, tetap dianggap sebagai hal yang tidak menarik. Hanya 22 orang (17,19%) menganggapnya sebagai hal yang biasa, sedangkan 90 orang (70,31 %) menilainya sebagai tidak normal dan kelainan.

"Ini karena heteroseksual yang mayoritas. Yang besar itulah yang dianggap sebagai ukuran standar, sedangkan yang minoritas adalah yang tidak normal atau penyimpangan," kata dokter Boyke pula.

Alhasil, di kalangan khalayak umum, biseksual merupakan orientasi seksual yang tidak lazim yang perlu dihindari. Bahkan terhadap sejumlah pelaku, mereka mendapatkan sanksi yang memberi akibat dalam tata kehidupan kemudian.

Sejumlah perempuan segera mengakhiri hubungannya dengan pria biseks karena dianggap sebagai penyimpangan. Sementara ada sejumlah perempuan yang sudah menikah memutuskan untuk bercerai, bukan karena merasa dikhianati dan penyelewengan tersebut dengan seorang laki-laki. Menurut hasil penelitian ahli Barat, jumlahnya diperkirakan meliputi 10 hingga 15 % dari jumlah populasi orang dewasa. Sedangkar dalam poling ME-CBN bulan Desember lalu, 20 orang (15.63%; dari 122 responden mengaku biseksual. Jumlah ini tentunya bisa berubah karena di satu sisi, 22 orang lainnya (17.19%) memberikan kemungkinan bertambah; tapi kemungkinan lain juga bisa berkurang karena pada dasarnya, seorang biseksual bisa berubah orientasinya.

"Maklum, banyak kasus biseksual yang tidak statis," kata Dokter Boyke pula. Artinya, ia bukan orang yang dilahirkan sebagai biseks murni, tapi lebih sebagai pengaruh lingkungan, keadaan, iseng atau sekedar petualangan. Seorang biseks temporer pada dasarnya bisa berhenti atau diberhentikan, kalau dikehendaki. Apalagi, para biseks temporertersebut, pada umumnya, punya kesadaran dan perasaan bersalah, ketika menganggap prilaku tersebut sebagai hal yang menyimpang.

Sebutlah kehidupan Edward (bukan nama sebenarnya), aktor sinetron yang sekaligus penyanyi ternama. Awalnya dia digosipkan homoseksual, namun sesungguhnya dia cenderung biseksual. "Bercinta dengan lelaki atau perempuan bagi dia sama nikmatnya. Jadi memang dia enjoy saja menikmati hidup," ungkap salah seorang sahabatnya. Prilaku biseksual Edward memang hanya dipahami oleh teman-teman dekatnya. Namun ketika dia memutuskan menikah, Edward menegaskan keinginan dirinya untuk menjalani prilaku heteroseksual. "Bagi saya pernikahan adalah sesuatu yang serius. Saya tidak mau lagi bermain-main dalam segala hal,"jelas Edward. Maka sejak itu Edward tak lagi bermain api dengan teman-teman prianya.

Apalagi Anda yang baru dalam taraf orientasi pemikiran dan obsesi. (ME edisi Februari)

Sumber: Male Emporium

0 komentar:

Posting Komentar